TIMORDAILYNEWS.COM, ATAMBUA – Bencana alam yang terjadi di Kabupaten Belu pada Minggu ( 4/4/2021 ) sekitar pukul 22.00 WITA malam beberapa waktu lalu, berupa bencana banjir, angin puting beliung dan longsor meliputi 17 desa yang tersebar di 7 kecamatan.
“Lokasi bencana antara lain, Kecamatan Raimanuk Desa Tasain, menyebabkan korban harta benda di antaranya 16 rumah rusak berat, 162 rumah terendam banjir, 4 ekor ternak sapi mati, sedangkan ternak babi, ayam dan anjing tak terhitung,” kata Kepala BPBD Belu Baltasar Bouk dalam rilisnya yang diterima Timordailynews.com Rabu ( 7/4/2020 ).
Selain itu, lanjutnya, ada 167 Kepala Keluarga (KK) sementara mengungsi dengan total jiwa sebanyak 600 orang yang terdiri dari 280 orang laki – laki, 320 perempuan.
Dari jumlah tersebut terdapat 70 orang lansia dan 91 orang balita dan saat ini di tampung di 2 gereja terdekat,” tambahnya.
Berikutnya, Kecamatan Raihat Desa Asumanu, Desa Tohe dan Desa Maumutin, Banjir bandang itu menyebabkan kerusakan Areal persawahan dan tanaman padi masyarakat seluas kurang lebih 50 ha.
Kecamatan Kakuluk Mesak mengalami kerusakan tanaman padi dan sawah kurang lebih 100 ha di Desa Fatuketi, Desa Dualaus dan Desa Kabuna angin puting beliung menyebabkan 2 unit rumah rusak berat sedangkan di Desa Dualaus dan Desa Jenilu terdapat pohon tumbang.
Kecamatan Kecamatan Tasifeto Timur Desa Manleten, Desa Sadi dan dan Desa Bauho terdapat 9 ekor ternak sapi hanyut dibawa banjir, longsoran badan jalan dan terjadi pergeseran sambungan Bembatan Baukama semakin renggang.
Kecamatan Kota Atambua, Kelurahan Manumutin, kerusakan lahan pertanian kurang lebih 5000 m2 yang terdapat tanaman padi, ubi kayu, pisang serta 2 unit mesin pompa air.
Kelurahan Fatubenao, Longsor dan banjir si Sungai Talau Fatubenao sehingga menyebabkan ambruknya tanah dan bronjong kali sehingga bibir kali semakin lebar mendekati rumah warga. Selain itu terjadi pergeseran sambungan Jembatan kali Talau semakin menjadi renggang.
Kelurahan Atambua terjadi angin puting beliung menyebabkan pohon tumbang yang menyebabkan terganggunya aktifitas lalulintas warga.
Kecamatan Lamaknen Selatan di Desa Debululik longsor menyebabkan terputusnya badan jalan.
Kecamatan Tasifeto Barat Desa Naikasa, angin puting beliung menyebabkan pohon tumbang.
Penyebab bencana banjir disertai dengan angin kencang dan tanah longsor di sebkan oleh hujan deras disertai sengan angin kencang yang simulasi pada Hari Sabtu 03 April 2020 pukul 21.30 sampai dengan sepanjang Hari Minggu 04 April 2021,” bebernya.
Adapun upaya yang dilakukan antara lain, Penjabat Bupati Belu Zakarias Moruk, melakukan rapat bersama Forkopimda Plus serta pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, untuk membahas langkah Cepat penanggulangan bencana.
“Untuk warga yang sementara mengungsi di Gereja – Gereja yang ada di Desa Tasain telah didirikan tenda posko dan dapur umum untuk menangani kebutuhan dasar warga yang terdiri dari makan dan minum, hunian sementara, pakayan dan sanitasi.
Untuk mengatasi longsoran badan jalan segera di perbaikan dengan mengunakan alat berat yang ada.
Pohon tumbang di beberapa tempat telah dilakukan pembersihan untuk kelancaran arus lalu lintas dan aktifitas warga.
Untuk 2 unit jembatan yang mengalami pergeseran sambungan, segera dilakukan himbauan agar kendaraan yang memiliki muatan lebih dari 5 ton dilarang melintasi jembatan tersebut untuk sementara waktu.
Telah diistruksikan pada para camat untuk selalu melakukan pemantauan dan tindakan pencegahan dalam mengantisipasi kejadian bencana susulan mengingat keadaan cuaca yang belum membaik.
Kita menghimbauan bagi masyarakat, kalau bisa situasi seperti ini, kalau bisa tetap waspada. Kalau malam tidur juga bisa rasa – rasa jangan sebaliknya. Karena, bencana datang ini kita tidak tahu dan tidak direncanakan.
Karena juga disertai dengan angin oleh karena itu, bagi masyarakat yang mengunakan Komfor atau api dalam rumah harus dijaga, pastikan sudah mati. Atau, kalau ada kendala, bisa koordinasi atau buat surat ke kami sehingga kami yang tebang.
Dan yang tinggal di daerah DAS dan pesisir laut juga harus waspada. kita himbau semua masyarakat agar tetap waspada karena tanggung jawab bencana ini kita semuanya (semua elemen) bukan hanya dari pemerintah saja,” tutup Kaban BPBD Belu. (ito/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)
Editor : Marselino