TIMORDAILYNEWS.COM – Warga Kabupaten Belu diimbau untuk waspada terhadap wabah demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, hingga minggu ketiga Bulan Januari 2025, kasus DBD terus mengalami peningkatan di sejumlah desa dan kelurahan di Kabupaten Belu.
Himbauan ini disampaikan Anggota DPRD Belu dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Maria Hilaria Yanuaria Bone ketika dihubungi media ini, Selasa (21/11/2025).
Dikatakannya, dirinya mendapatkan informasi bahwa kasus DBD terus meningkat dan kasus terbanyak adalah di wilayah perkotaan.
Karena itu, kata anggota dewan yang akrab disapa Yane Bone ini, masyarakat harus diingatkan untuk menjaga perilaku hidup sehat serta meminta pemerintah Kabupaten Belu segera melakukan langkah-langkah pencegahan sebelum adanya korban jiwa.
“Masyarakat belu agar waspada akan demam berdarah. Kita minta Pemda untuk segera melakukan foging dan langkah-langkah pencegahan bagi masyarakat Belu sebelum ada korban,” ujar wakil rakyat dari Dapil Belu I ini.
Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Belu, drg. Ansila Eka Mutty yang dikonfirmasi terpisah mengatakan pihaknya telah melakukan lima langkah penanganan yakni; Penyelidikan epidemiologi, Fogging Fokus, Siaran Keliling, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Abatesasi.
“Bagi fasilitas pelayanan Kesehatan terutama Rumah sakit, diminta untuk menyiapkan obat dan bahan habis pakai untuk merawat penderita DBD. Kita pastikan semuanya tersedia dalam jumlah yang cukup,” ungkapnya melalui whatsapp, Selasa (21/1/2025).
Mengenai jumlah kasus DBD, drg. Ansila merincikan, hingga tanggal 21 Januari 2025 terdapat 30 kasus yang tersebar di 14 desa dan kelurahan di 7 kecamatan antara lain Kecamatan Atambua Selatan 8 kasus, Atambua Barat 8 kasus, Kota Atambua 1 Kasus, Tasifeto timur 6 kasus, Kakuluk Mesak 4 kasus, Tasifeto Barat 1 kasus dan Nanaet Duabesi 2 kasus.
Adapun tempat perawatan penderita DBD tersebut jelas drg Ansila, tersebar di tiga rumah sakit yakitu RSUD Atambua 27 kasus, Rumah Sakit Sito Husada 1 kasus dan Rumah Sakit Tentara 2 kasus.
Mengenal DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Gejala awal DBD sering kali mirip dengan gejala flu biasa.
DBD dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius mengancam jiwa jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami tanda-tanda yang dapat mengindikasikan seseorang terkena DBD.
“Beberapa tanda-tanda terjangkit DBD ialah demam tinggi mendadak. Suhu tubuh yang meningkat secara tiba-tiba biasanya menjadi indikasi pertama adanya infeksi virus dengue. Demam ini dapat naik hingga 40 derajat celcius atau lebih, dan sering kali disertai dengan menggigil,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni, Jumat (26/4/24) seperti dilansir tangerangkota.go.id.
Kedua, nyeri kepala atau belakang bola mata serta nyeri sendi dan otot. Yakni, rasa sakit ini dapat terlokalisasi di area sendi-sendi besar seperti lutut, dan pergelangan tangan/kaki. Nyeri otot yang hebat juga dapat diraskaan di seluruh tubuh.
Ketiga, ruam kulit. Ruam ini dapat muncul dalam bentuk bitnik-bintik merah yang menyebar di seluruh tubuh. Ruam ini biasanya tidak gatal, tetapi merupakan tanda penting untuk mengidentifikasi DBD.
“Keempat, nyeri abdominal. Penderita DBD sering mengalami nyeri abdominal yang parah, terutama di daerah perut bagian bawah. Nyeri ini dapat disertai dengan mual dan muntah-muntah, yang dapat menyebabkan dehidrasi jika tidak ditangani dengan tepat,” katanya.
Lanjutnya, kelima, pendarahan ringan. Ini bisa berupa mimisan, gusi yang berdarah, atau bitnik-bintik darah di kulit yang disebut petekie. Keenam, kehilangan kesadaran atau pingsan. “Ini biasanya terjadi shock karena penurunan tajam dalam jumlah cairan tubuh, yang dapat mengganggu fungsi normal otak,” katanya.
Jadi yang perlu diwaspadai adalah jangan menunggu hingga adanya perdarahan karena bila terjadi maka artinya sudah masuk dalam tahap resiko shock .
Kemudian yang khas juga pada DBD adalah ada nya demam pelana kuda yaitu penurunan demam pada hari ke 4 namun kondisi pasien makin melemah maka artinya turunnya demam bukan pertanda baik namun bisa jadi masuk ke tahap shock juga yang berisiko pada kematian bila tidak ditangani dengan cepat. (*/veg/tim/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)