TIMORDAILYNEWS.COM, MALAKA – Sejak malam kejadian banjir bandang pada Minggu (4/4/2021) masih meninggalkan duka mendalam bagi 5.271 jiwa, warga Kabupaten Malaka, NTT.
Selain korban jiwa, rumah dan harta benda, anak-anak yang jadi korban yang kini tertampung di sejumlah titik, penampungan butuh kasur, selimut serta dilindungi dinding atau tembok.
Sejak malam kejadian hingga kini sebagian besar anak-anak pengungsi banjir bandang di Aintasi, Kabupaten Malaka, NTT tidur beralas terpal tanpa kasur.
Salah satu titik penampungan adalah aula Gereja Betun, di Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.
Ada 54 KK dengan jumlah 300 lebih jiwa, yang ditampung di tempat pengungsian di aula Gereja tanpa dinding itu.
Dari jumlah itu ada puluhan anak, 2 balita yang ditemui TIMOR DAILY, orangtuanya mengatakan sangat membutuhkan selimut dan kasur untuk anak-anak.
“Kami butuh selimut dan kasur kecil buat anak-anak,” sebut ibunda Devan dan Apeu kepada TIMOR DAILY, pada Kamis (8/4/2021).
Permintaan itu disampaikan karena sampai saat ini tidak ada bantuan kasur dari Kemensos yang diutamakan untuk bayi, lansia dan balita.
“Kami ini macam tidur di teras rumah, tanpa dilindungi dinding dan tembok, yahh begini sudah kaka,” kata mama Apeu.
Para pengungsi ini sudah empat malam tidur di aula Gereja Betun itu, dan semua tidur di lantai beralaskan terpal dan hingga kini tidak ada bantuan selimut bagi para pengungsi.
“Ini yang jadi masalah di pengungsian,” sebutnya.
Untuk makanan dan minuman masih ada bantuan warga dari sekitar lokasi pengungsi yang terus memberikan nasi bungkus.
“Kalau untuk makan minum tidak ada masalah saat ini, hanya terkadang nasi yang diterima berkali-kali sudah basi, termasuk lauknya”, katanya.
Begitu juga yang dirasakan Valentina, salah satu pengungsi banjir bandang Malaka membenarkan hal itu.
Ia mengaku bersama pengungsi lainnya termasuk ketiga anaknya tidur di terpal tanpa selimut, apalagi kasur.
“Tapi kita belum lihat bantuan kasur ka tidak. Semoga para relawan prioritaskan kasur untuk bayi dan balita jika ada. Jadi kita tidak dapat karena sangat terbatas bantuan itu”, ujar Valentina.
Kebutuhan saat ini, lanjut Valentina adalah kesehatan diri, anak-anak masih trauma soal banjir, jika kondisi begini, tentuk akan muncul masalah.
Selama berada di tempat pengungsian ini juga dibantu satu potong baju oleh relawan di sini.
“Saat ini saya masih membutuhkan bantuan pakaian termasuk untuk ketiga anak saya, meski saya dan anak-anak kami hanya tidur beralas terpal tanpa serda dilindung tembok atau dinding,” pungkasnya. (via/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)
Editor: Oktavianus Seldy