TIMORDAILYNEWS.COM, ENDE – Sejumlah mahasiswa asal wilayah Lio, mendeklarasikan organisasi Ikatan Mahasiswa Lio (IML) di Aula Wisma Emaus, Kabupaten Ende, Sabtu (8/5/2021).
Deklarasi ini dihadiri puluhan mahasiswa asal Lio, para inisiator, senior serta orang tua.
Ketua Panitia Deklarasi, Katarina Sani saat memberikan sambutan mengatakan, deklarasi IML di Ende menandakan bahwa orang muda dari wilayah Lio memiliki pemahaman yang sama bahwa berorganisasi merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mengasah berbagai ketrampilan dan kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat yang hidup di abad ke-21.
Lewat dokumen “The Education 2030 – Framework for Action,” Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) menyebutkan, sedikitnya ada 12 ketrampilan dan kompetensi yang perlu dimiliki siswa dan orang muda masa kini supaya bisa berperan dan brsaing dalam masyarakat digital di abad ke-21.
Ke-12 ketrampilan yang dimaksud adalah berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, literasi informasi, literasi media, melek teknologi, fleksibilitas, kepemimpinan, prakarsa, kreativitas dan inovasi, dan keterampilan sosial.
“Ikatan Mahasiswa Lio ini hadir sebagai organisasi pengkaderan, pembinaan serta perjuangan, yang mungkin juga kedepannya dapat memberikan sumbangsih baik ide serta gagasan untuk kemajuan daerah tercinta ini, ” ungkap Katarina.
Dikatakannya, Semua ini berawal dari sebuah proses yang panjang dan dinamika yang cukup luar biasa untuk menyatukan satu persepsi yang sama.
“Dari proses dan dinamika tersebut kami akhirnya bersepakat untuk membentuk organisasi yang berasaskan kekeluargaan. Dan pada hari ini kami mendeklarasi diri bahwa IML hadir di Bumi Kelimutu ini,” ujarnya.
Perwakilan inisiator IML, Tomi Gebo mengatakan bahwa kehadiran organisasi ini berlandaskan Pancasila dan berasaskan kekeluargaan. dengan semboyan: “Sa Wiwi Sa Lema, Sa Ate Boka Kita Ngere Ki Bere Kita Ngere Ae Tau Dedu Bebu Naja Lio Sare Pawe”.
“Semboyan ini mempunyai makna yang sangat dalam dan mampu membangkitkan semangat dan tekad kita kemajuan organisasi ini, ” ujarnya.
Tomi Gebo menegaskan, organisasi IML adalah organisasi independen dan tidak berafiliasi dengan siapapun atau partai politik ataupun kepentingan politik manapun.
“Artinya, kami yang berada di sini benar-benar mau belajar untuk pengembangan diri dan kemajuan organisasi,” tandasnya.
“Tentu saja, dalam perjalanannya ke depan organisasi ini akan diwarnai oleh banyak kekurangan. Organisasi ini pun akan berhadapan dengan banyak kendala. Meski demikian, kami bertekad untuk berbuat yang terbaik untuk kemajuan organisasi ini.
Oleh karena itu, kami meminta dukungan dan doa dari semua pihak agar organisasi ini tidak hanya sekedar ada tapi dapat berjalan terus dan berkembang pada masa akan datang,” ujar Tomi yang juga mantan Ketua IPELMEN Kupang mengakhiri sambutannya.
Sementara itu Erikos Emanuel Rede yang berbicara mewakili orangtua Ikatan Mahasiswa Lio mengatakan, kiranya kehadiran Ikatan Mahasiswa Lio di Bumi Pancasila dapat memberi warna yang berbeda dan mampu berkontribusi untuk kemajuan wilayah Lio secara khusus, dan Kabupaten Ende secara umum.
“Sebagai orang tua saya memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada adik-adik semua bahwa dengan semangat yang sama serta dengan asas kekeluargaan di bawah bingkai NKRI, adik-adik dapat menyatukan persepsi membentuk wadah ini,” ujar Erikos Rede.
Mantan aktivis PMKRI ini pun berharap supaya semboyan “Sa Wiwi Sa Lema, Sa Ate Boka Kita Ngere Ki Bere Kita Ngere Ae Tau Dedu Bebu Naja Lio Sare Pawe” dapat dimaknai dan dijiwai secara sungguh-sungguh oleh semua orang yang bergabung dalam organisasi ini.
Organisasi itu akan bertahan lama dan berkembang menjadi besar apabila orang-orangnya tidak terafiliasi pada kelompok tertentu, untuk kepentingan tertentu.
“Jadi, saya berharap organisasi ini harus independen dan benar-benar menjadi organisasi pembinaan serta perjuangan,” pungkasnya. (ian/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)
Editor : Okto M