Belu, News  

Kasus Penganiayaan Sopir Tanki oleh Oknum TNI, Dandim Belu Sebut Sedang Mediasi Perdamaian Tapi Proses Hukum Tetap Berjalan

Kasus Penganiayaan Sopir Tanki oleh Oknum TNI, Dandim Belu Sebut Sedang Mediasi Perdamaian Tapi Proses Hukum Tetap Berjalan
Proses mediasi kasus penganiayaan terhadap sopir tanki, Selasa (15/9/2020).

TIMORDAILY.COM, ATAMBUA – Kasus penganiayaan terhadap sopir mobil tanki Debertonius Tanaem oleh oknum TNI berinisial NTS di Kabupaten Belu Perbatasan RI-RDTL saat ini sedang dalam proses mediasi untuk perdamaian. Meski demikian, proses hukum terhadap yang bersangkutan tetap berjalan.

Komandan Kodim 1605 Belu, Letkol Inf. Wiji Untoro yang dihubungi TIMORDAILYNEWS.COM, Selasa (15/9/2020) membenarkan hal tersebut.

Terlepas dari proses mediasi perdamaian antara kedua belah pihak yang saat ini sedang berlangsung, kata Letkol Wiji, proses hukum terhadap oknum TNI pelaku Penganiayaan akan tetap berjalan.

“Proses hukum tetap berjalan,” kata Wiji melalui layanan whatsapp messenger.

Sebelumnya, diberitakan oleh media ini, oknum anggota TNI di Atambua, Kabupaten Belu Perbatasan RI-RDTL, berinisial N dilaporkan ke Polisi Militer (PM) Atambua karena diduga melakukan penganiayaan terhadap sopir mobil tanki, Minggu (13/9/2020) sore.

Atas laporan tersebut, oknum anggota TNI tersebut telah menjalani pemeriksaan oleh PM. sementara sang korban menjalani perawatan medis  akibat luka yang dideritanya.

Korban penganiayaan adalah warga Gerbades, kota Atambua atas nama Debertosius Tanaem. Dia dianiaya oleh oknum TNI di tempat pengisian air tanki Haliwen minggu (13/09/2020 ) Sekitar Pukul 3.00 Sore hari.

Korban kepada media ini mengatakan kronologi kejadian penganiayaan,awalnya dirinya menggunakan mobil tanki dari arah Atambua menuju haliwen untuk mengisi air pada mobil tankinya,sesampainya di tempat pengisian air dirinya memarkir kendaraannya tepat di belakang sebuah mobil Avansa yang sedang parkir di lokasi pengisian air.

Kemudian pemilik mobil avansa yang diduga kesal dengan adanya mobil yang mepet di belakang mobilnya merasa tidak puas lalu memarahi oknum sopir tanki Tanaem tersebut lalu mengancam akan menelpon suaminya.

“Itu Ibu mengamuk-mengamuk bilang saya mau tabrak dia (mobil avansanya) saya diam-diam saja terus saya minta ma’af  kemudian saya sekitar 3 jam antri air sambil tidur tiba-tiba dia pu Istri kasitau suaminya datang pukul saya. Dia pukul saya pakai Stik,” cerita Tanaem.

Selanjutnya menurut penuturan korban dirinya dibawah oleh teman sopirnya langsung menuju ke kantor PM untuk melaporkan kejadian yang menimpa dirinya.

Sesampainya di PM dirinya kemudian diarahkan untuk melakukan Visum di Rumah Sakit TNI.

Pantauan media ini di Rumah sakit TNI Akibat pukulan tersebut Korban  mengalami luka Robek pada pelipis bagian Kanan,Telingah dan memar di sekujur tubuh bagian belakang.

Sementara itu menurut penuturan Nonsi Wulansari, istri oknum TNI di Kabupaten Belu Perbatasan RI-RDTL yang melakukan penganiayaan terhadap Sopir Tanki Debertonius Tanaem mengklarifikasi pemberitaan media ini yang terkesan menyudutkannya.

Menurutnya, tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh suaminya (NTS) terjadi akibat ulah dari sopir tanki yang sempat membuat anaknya shock.

Sopir tanki, kata Nonsi, mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan membunyikan klakson langsung datang memarkir kendaraannya tepat di depan kendaraannya yang sedang parkir di sekitaran Sumur Bor Haliwen.

“Saya posisi anak saya ini punya riwayat Epilepsi, anak saya ini sudah ada saran dari dokter jangan sampai mengangetkan dia begitu, anak saya ini dengan kejadian kemarin ini dia shock seperti itu,disini saya juga menjadi korban,” kata Nonsi kepada media ini melalui sambungan ponselnya Senin (14/09/2020).

Menurutnya, seharusnya sopir tanki tersebut memarkir kendaraannya di bagian kiri namun sopir tersebut malah memarkir kendaraannya di bagian kanan tepat berhadapan dengan mobil mereka yang saat itu sedang menghadap ke arah Kota Atambua.

“Anak (sopir tanki, red) ini posisi seharusnya di bagian kiri tapi dia dengan sengaja dengan kecepatan tinggi parkir tepa

Anak (sopir tanki, red) ini posisi seharusnya di bagian kiri tapi dia dengan sengaja dengan kecepatan tinggi parkir tepat di depan mobil kami terus dia ketawa lihat kami yang sedang ketakutan ini dan dia bukan parkir di belakang mobil kami,” tutur Nonsi.

Dan setelah itu, jelas Nyi Wulansari bukannya dia (Sopir Tanki) meminta maaf malah dia dengan santainya turun dari mobilnya dan berjalan menuju sumur bor yang berada di seberang jalan.

Kejadian tersebut lanjutnya, membuat anaknya sedikit shock sehingga memantik amarah dari suaminya yang pada akhirnya terjadi main hakim sendiri tersebut.

“Suami saya marah karena anak saya punya riwayat penyakit begini, kami memang di satu pihak mengaku salah karena sudah bermain hakim sendiri, itu terserah sudah tanggung jawab suami saya,” Jelas Wulansari.

Namun di lain sisi Nonsi, berharap agar korban jangan berkata seolah-olah dirinya mendramatisir keadaan.

“Korban yang kena pukul bilang seakan-akan kami mendramatisir keadaan, buat apa kami mau dramatisir, saya marah karena anak saya punya riwayat penyakit begini,” ungkapnya.

Sementara itu terkait dari kasus ini sesuai pantauan media ini pada Minggu (13/09/2020) malam, sudah ditangani oleh pihak Polisi Militer (PM). (ino/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNews.COM)

BERITA SELENGKAPNYA KLIK DI SINI ===>>>Kasus Penganiayaan Sopir Tanki oleh Oknum TNI, Dandim Belu Sebut Sedang Mediasi Perdamaian Tapi Proses Hukum Tetap Berjalan

google.com, pub-4291941378970298, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *