Belu, News  

Korban Banjir Desa Tasain Kabupaten Belu Masih Trauma Kembali Ke Rumah

Korban Banjir Desa Tasain Kabupaten Belu Masih Trauma Kembali Ke Rumah
Meri Henuk Berbaju Biru nampak sedang bercengkrama dengan teman sebayanya di Depan Posko Penampungan Gereja GMIT Solafide Desa Tasain Kecamatan Raimanuk. Rabu (7/4/2021) Foto by Nandyttho Fatin/TIMORDAILYNEWS.COM

TMORDAILYNEWS.COM, ATAMBUA – Meri Henuk siswi kelas 1 Sekolah Menengah Atas  (SMA) Negeri 2 Tasifeto Barat yang merupakan 1 dari 600 korban banjir di desanya mengaku masih trauma jika pulang kembali ke rumahnya.

“Rumah rusak parah karena banjir itu. banjir datang itu, sekitar jam 11 malam. Saat itu kami sudah tidur, kaget begini air sudah masuk di dalam rumah dan waktu turun dari tempat tidur, air sudah sampai di lutut.

Jadi kami langsung lari keluar dari rumah ke jalan raya dan ke tempat yang lebih tinggi. Air turun itu kaget saja. Sekitar jam 1 pagi itu, air sudah merata semua di dalam kampung.

Kalau ingat kembali itu, saya masih trauma kalau mau pulang kembali ke rumah,” kisah Meri saat ditemui timordailynews.com di lokasi penampungan Gereja GMIT Solafide Desa Tasain Kecamatan Raimanuk, Rabu (7/4/2021) Siang.

Lanjut gadis hitam manis itu, “Kami Lari dengan baju di badan dan basah semua penuh lumpur. sorenya baru kami masuk ke penampungan ini.

Saya dengan keluarga semuanya baik – baik saja. hanya, waktu lari itu kami cuma pakai pakayan di badan dan sampai kering di badan.”

Namun demikian menurutnya, jika cuaca sudah membaik dan instruksi Pemerintah bahwa mereka harus kembali ke rumah masing – masing, maka ia dan lainya akan kembali ke rumahnya.

“Kalau cuaca sudah membaik dan Pemerintah dong bilang kami mau kembali ke rumah masing – masing, kami siap. Sebab, tidak mungkin kita mau terus – terus di posko sini

Kami juga sudah sempat ke rumah untuk bersihkan dari lumpur tapi belum semua. Kerugian yang ditimbulkan saat banjir itu rumah kami rusak, ternak babi dan ayam yang terbawa banjir dan sebagian perabotan dalam rumah,” ujarnya.

Selama penampungan di posko, dirinya merasa dilayani dengan baik. Makan 3 kali sehari dan banyak mendapat perhatian berupa bantuan dari mereka yang mau membantu. atas itu semua dirinya mengucapkan limpah terimakasih.

“Kami di sini dilayani dengan baik. Makan 3 kali sehari dan trimakasih banyak atas bantuan yang dikasi buat kami di sini. Semoga ada perhatian dari Pemerintah, sehingga kami tidak kebanjiran lagi dengan perbaiki penahan itu,” tutupnya. (ito/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)

Laporan Wartawan : Oktavianus Fatin

Editor : Marselino

Leave a Reply

Your email address will not be published.