TIMORDAILYNEWS.COM, ATAMBUA – Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (KPHP) Kabupaten Belu menyebutkan, petani sawah di Desa Leuntolu, Kecamatan Raimanuk berpotensi gagal panen.
Padahal, curah hujan tahun ini lebih banyak jika dibanding tahun sebelumnya.
Selain itu, luas lahan yang diolah petani sangat sedikit. Dari total lahan yang hampir mencapai 1.000 hektare namun yang diolah hanya 96 hektare.
Hal ini mendapat sorotan dari Anggota DPRD Belu daerah pemilihan (Dapil) IV, Januaria Awalde Berek.
Menurut Awalde Berek yang juga mantan Ketua DPRD Belu ini, pemerintah melalui dinas teknis tidak maksimal mendampingi para petani, terutama petugas penyuluh lapangan (PPL) harus aktif membantu petani.
Dinas teknis, kata Awalde harusnya selalu memantau (monitoring) dan mendampingi para petani mulai dari persiapan lahan, pengolahan lahan, penyediaan benih, pupuk dan obat-obatan, penanaman dan sampai penanganan pasca panen.
BACA JUGA : Petani Desa Leuntolu Berpotensi Gagal Panen, ini Penjelasan Kadis KPHP Belu
“Yang seharusnya dinas pertanian perlu mendampingi mulai dari awal, memperhatikan pupuk dan untuk pendampingan itu harus membentuk dalam kelompok, dan kelompok tersebut kurang lebih 10 kelompok dalam satu kelompok itu satu orang harus mendampingi ,sehingga untuk petani sawah tersebut bisa memahami dan mendapatkan pengelolaannya lebih meningkat ketimbang tahun ini dan tahun kemarin,” ungkapnya.
Dikatakannya, pemerintah melaalui dinas teknis jangan perpatokan pada zaman dahulu yang bekerja hanya bisa menggunakan tenaga fisik, tetapi saat ini zaman canggih yang harus pemerintah perlu membantu untuk meringankan tenaga fisik.
“Seperti pemerintah membantu alat traktor, dan lain sebagainya agar bisa dapat mempermudah. Lalu untuk curahan air hujan selain tahun ini ada juga tahun kemarin, ini perlu harus benar benar diperhatikan,” ujarnya.
Selain meminta dinas teknis memperhatikan petani sawah, Ketua DPC Partai Gerindra Belu ini juga meminta adanya perhatian untuk pertanian lahan kering. Karena, di Kabupaten Belu khususnya Raimanuk, banyak petani tradisional yang mengandalkan kebunnya untuk menanam jagung.
Dinas KPHP, demikian Awalde, tidak harus fokus pada petani sawah saja tetapi bisa juga fokus pada pertanian yang lain sehingga ketika penghasilan dari sawah menurun penghasilan yang lain bisa memungkinkan untuk pemberdayaan masyarakat petani.
“Di wilayah Kecamatan Raimanuk petani selain kerja sawah, juga ada petani yang menanam hasil yang lain itu masih sangat banyak untuk pemberdayaan masyarakat tetapi dari dinas yang bersangkutan sepertinya kurang monitoring,” pungkasnya. (veg/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)
Laporan Wartawan : Silvester Manek