Masih Diverifikasi, Dana Hunian Bagi KK Korban Bencana Seroja di Alor Belum Disalurkan

Masih Diverivikasi, Dana Hunian Bagi KK Korban Bencana Seroja Di Alor Belum Disalurkan

Rumah Rusak Akibat Badai Seroja Pada Bulan April Lalu

TIMORDAILYNEWS.COM, ALOR- Dana hunian, bantuan dari Pemerintah Pusat (Badan Penanggulangan Bencana Nasional/BPBN) bagi Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Alor yang rumahnya rusak berat akibat bencana seroja belum disalurkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Alor.

Pasalnya, BPBD Kabupaten Alor masih melakukan verivikasi, termasuk dengan memastikan penerima bantuan harus memiliki rekening tabungan bank.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Alor, Christina Beli yang dikonfirmasi Timordailynews.com di Kalabahi, Jumat (4/6/2021) membenarkan dana bantuan tersebut belum disalurkan.

Menurut Christina, pihaknya tengah melakukan verivikasi guna penyaluran dana bantuan itu, dan verivikasi yang dilakukan dalam waktu dekat sudah selesai.

Hal penting dalam veribikasi itu, ungkap Christina, adalah memastikan masyarakat penerima bantuan tersebut harus memiliki rekening tabungan bank, karena penyalurannya akan ditransfer langsung oleh BRI (Bank Rakyat Indonesia).

“Intinya mereka memiliki rekening tabungan bank, meski tidak di BRI tapi sudah ada rekening tabungan bank nanti akan ditransfer. Sementara yang belum memiliki harus mengurusnya. Untuk mengurusnya ini bisa dilaporkan kepada pemerintah, kemudian pemerintah bangun koordinasi dengan BRI,” ungkap Kepala Dinas Perizinan Kabupaten Alor ini.

Menyangkut jumlah dana bantuan, Christina menyebutkan, total dana yang ditransfer oleh BNPB RI sebesar Rp 1.054.500.000. Jumlah dana ini akan disalurkan bagi Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya mengalami rusak berat.
Setiap KK penerima akan mendapatkan Rp 1.500.000 (satu juta lima ratus rupiah) untuk 3 bulan, sehingga jika dihitung perbulannya Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah).

“Dana bantuan ini ditransfer dari BNPB pada bulan Mei 2021, dan saat ini kita masih verivikasi, sehingga bantuan ini disalurkan secara tepat,” Christina menambahkan.

Ada Yang Sementara Tinggal Di Pondok

Selain menjelaskan tentang dana bantuan hunian, Christina juga mengungkapkan perkembangan kehidupan masyarakat yang rumahnya rusak berat saat bencana seroja saat itu.

Menurut Christina, ada masyarakat yang masih tetap menginap di rumah keluarganya, namun ada juga yang telah kembali ke lahannya untuk membangun pondok sementara untuk tinggal di sana.

“Mungkin mereka merasa tidak enak tinggal atau nginap di keluarga karena sudah cukup lama, sehingga mereka buat pondok sementara untuk tinggal,” ungkap Christiana.

Menyinggung kapan mulai pembangunan bagi masyarakat yang rumahnya rusak akibat bencana seroja tersebut, Christina menjelaskan, Pihaknya telah mengusulkan kepada BNPB.

Usulan tersebut dilakukan dalam 2 tahap, yakni tahap pertama total jumlah rumah yang rusak sebanyak 2.136 unit. Jumlah ini dengan rincian, sebanyak 1.143 rusak ringan, 470 unit rusak sedang, dan rusak berat ada 703 unit. Sementara tahap kedua, sebanyak 73 unit yang diusulkan.

Menyangkut tekhnis pembangunannya, Christina menjelaskan, tentu dalam pelaksanaannya nanti akan ada petunjuk tekhnis pelaksanaannya.

“Untuk tekhnis pekerjaannya belum tahu ya. Tetapi untuk biaya pembangunan perunit, bagi rumah rusak berat sebesar Rp 50 juta perunit, Rp 25 juta untuk rusak sedang, dan Rp 10 juta rusak ringan,” tandas Christina.(osm/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)

Leave a Reply

Your email address will not be published.