Mendikbud Nadiem: Sekolah Tatap Muka Harus Segera Dilakukan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (18/3/2021)

TIMORDAILY.COM,JAKARTA  – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengungkap sejumlah alasan pemerintah memutuskan pembukaan sekolah setelah vaksinasi guru dan tenaga kependidikan rampung.

Menurutnya, Indonesia sudah sangat tertinggal dalam kebijakan pembukaan sekolah dibanding negara-negara lain yang juga terdampak pandemi covid-19.

Dari semua 23 negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik, 85 persen dari semua negara tersebut sudah buka sekolahnya.

“Kita tertinggal, kita hanya 15 persen (sekolah) yang partially open,”tutur Nadiem dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR, Kamis (18/3) dilansir detik.com.

Mendikbud Nadiem juga menyoroti Amerika Serikat (AS) yang menurutnya memiliki eskalasi kasus covid-19 lebih parah daripada Indonesia, meskipun pelaksanaan vaksinasi mereka lebih cepat.

Selain itu dari sisi kesehatan, mantan bos Go-jek itu meyakini pembukaan sekolah dirasa aman setelah vaksinasi rampung terhadap seluruh guru dan tenaga kependidikan.

Pasalnya, ia menyebut risiko tinggi covid-19 umumnya didapati pada kelompok usia 31-51 tahun. Sementara pada anak yang terinfeksi, mayoritas hanya bergejala ringan.

Nadiem juga mengklaim transmisi covid-19 pada anak dalam catatannya terjadi dalam kegiatan sosial di luar ruang kelas, bukan di dalam kelas.

Ia mengatakan pada kasus anak yang terkonfirmasi covid-19, umumnya tertular dari orang dewasa.

Untuk itu ia merasa vaksinasi terhadap guru dan tenaga kependidikan sudah tepat.

“Boleh saja buka dua hari dalam seminggu, tapi opsi tatap muka wajib dilaksanakan. Itu kira-kira cara kita mencapai target kita pada tahun ajaran baru, hampir semua sekolah beri opsi tatap muka,” tuturnya.

Pemerintah sendiri berencana mulai membuka sekolah pada Juli mendatang.

Namun kalangan guru mengaku khawatir, dengan instruksi pembukaan sekolah di tengah pandemi meskipun vaksinasi sudah dilakukan terhadap guru dan tenaga kependidikan.

Pasalnya, belum ada program vaksinasi untuk anak maupun vaksin yang diizinkan Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) untuk anak usia di bawah 18 tahun.(VIA/TIMORDAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)

Editor: Oktavianus Seldy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *