TIMORDAILY.COM, ALOR – Siapa yang mau menukar hidupnya dengan pekerjaan yang telah pasti dengan hal yang belum pasti, ataukah orang siapa yang sudah berada dalam zona nyaman kemudian berbalik 100 derajat atau membanting stir untuk mengejar sesuatu yang belum pasti.
Secara akal sehat memang sulit diterima, namun dari fakta yang ada, orang sepert itu ada dan nyata, meski memang peristiwa seperti ini langka, dan terjadi pada sejumlah orang yang bisa dihitung dengan jari.
Salah seorang yang dinilai berani memutuskan sikap hidupnya seperti itu adalah Masdian Dore atau yang akrab dengan sebutan MD.
Laki-laki berusia 44 tahun kelahiran Kolijahi, Pulau Pantar , Kabupaten Alor ini nekad melepaskan pekerjaannya sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Alor pada tahun 2017 hanya untuk maju bersaing menjadi calon Wakil Bupati Alor dalam konstelasi pilkada Kabupaten Alor tahun 2019.
Sikap berani seorang MD ini tentu bagi sejumlah orang menilai tidak rasional, namun ada juga orang melihat keputusan MD merupakan sebuah langkah yang patut diacungi jempol, karena MD menunjukkan komitmennya dan taat azas bahwa ketika dirinya sebagai seorang ASN yang memiliki niat untuk terjun ke dunia politik (bersaing dalam konstelasi pilkada) maka dirinya harus mengundurkan diri sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat.
Langkah yang diambil MD ini selain dipahami sebagai bentuk ekspresi komitmen dirinya yang tegak lurus pada aturan ASN, juga sikap MD tersebut dilihat sebagai sebuah pelajaran politik bahwa dirinya tidak mau mencampur-adukkan tugasnya sebagai seorang ASN dan pergerakannya dalam kegiatan politik praktis.
Keputusan MD mengundurkan diri dari pekerjaan ASN yang menjadi impian banyak orang ini hanya untuk masuk dalam pusaran politik di Bumi Nusa Kenari (julukan untuk Kabupaten Alor) meski berujung gagal, namun apresiasi patut disandangnya karena dalam waktu yang tidak lama dirinya kembali menata dan meniti karier menjadi seorang wiraswasta yang saat ini berbuah manis.
Lantas sosok seperti apa seorang MD yang membuat penasaran publik, karena telah meninggalkan “nasi di piring” sebagai PNS, kemudian gagal di jalur politik, lalu cepat menata hidupnya yang saat ini masuk dalam deretan orang sukses di negeri ini, dan kemudian Ia di penghujung akhir tahun 2020 tepatnya tanggal 31 Desember kembali masuk panggung politik Alor menyatakan sikapnya atau membuka diri untuk “bermain” dalam arus konstelasi politik Pilkada Alor tahun 2023 nanti.
Sepintas ketika awal bertemu dengan Putra Alor kelahiran 22 Mei 1976 ini penampilannya biasa-biasa dan sederhana.
Namun kekuatan senyuman yang tidak lepas dari wajahnya ketika bertemu dengan setiap orang, ditambah dengan gaya adaptasinya begitu cair dalam setiap moment yang dihadirinya, dan cara berkomunikasinya yang santun dan terukur dalam menakar setiap bahan diskusi, menarik ingin sikap simpati setiap orang yang bertemunya terhadap suami dari Ny. Analisa, M.Pd dan Bapak 4 orang anak ini.
Dari tampilan seorang MD yang low profile, namun intek dan memiliki sikap komitmen yang kuat ini ternyata secara ditelisik lebih jauh, ternyata memiliki rekam jejak atau latar belakang yang penuh syarat makna dan sejumlah pengalaman hidup yang menempanya menjadi seorang figur yang agamis, nasionalis, berkharakter, dan berkepribadian teguh.
Telah Menyiapkan Diri Lahir-Bathin
MD seusai menyatakan sikap untuk siap menjadi salah satu Calon Bupati Alor dari Partai Golkar Kabupaten Alor pada akhir tahun 2020 lalu di Resto Mama Kalabahi (Ibukota Kabupaten Alor) kepada Wartawan menceriterakan secuil perjalanan hidupnya.
Dirinya bukan terlahir dari keluarga kaya, namun dirinya lahir dari keluarga nelayan, petani, peternak dan guru di sebuah kampung di Pulau Pantar, Kabupaten Alor.
Dirinya menghabiskan masa kecilnya hingga tamat Sekolah Dasar (SD) di MIS Kolijahi di kampungnya. Latar belakang kehidupannya di kampung ini yang membentuk dirinya menjadi kuat.
Setelah tamat SD, kemudian MD menata cita-citanya dengan melanjutkan sekolah menengahnya di MTS Negeri Kalabahi, kemudian memilih untuk menimba ilmu di negeri orang di MAN Darussalam Ciamis.
MD mengatakan, dirinya meski dalam keterbatasan ketika menjalani studi di Ciamis, namun dirinya tidak patah arang untuk berhenti dari sekolah. Buktinya setelah selesai tingkat SMA, dirinya melanjutkan kuliah di IAIN Sunan Gunung Jati di Bandung.
Meski MD telah mengenyam pendidikan di IAIN, dirinya belum puas untuk menambah ilmu pendidikannya, sehingga dirinya kuliah lagi di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Sunan Giri Malang.
Setelah Ia menyelesaikan studinya, ungkap MD, Ia memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya untuk mengabdi.
“Saya ketika sudah di Alor langsung bergabung dengan LSM kerjasama Indonesia-Jerman, yakni GTZ PNT. Di lembaga ini komitmen kerjanya di desa-desa untuk mendorong kehidupan pertanian dan ekonomi masyarakat.
Setelah selesai di GTZ, saya bergabung dengan Pro Air. Pekerjaan di lembaga-lembaga ini memperbanyak pengalaman saya bagaimana cara untuk menjawab dan membangun kebutuhan dasar masyarakat,” jelas MD yang mengakui dirinya sudah mengelilingi hampir sebagian besar desa di Kabupaten Alor, termasuk desa-desa yang jauh dan sulit dijangkau.
Dari LSM, lanjut MD, pada tahun 2008, dirinya menyeberang bergabung di Korps berlambang KORPRI (PNS) di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Alor. Di Dinas tersebut dirinya ditunjuk sebagai Ketua Tim Tekhnis Perluasan Akses Pendidikan.
Setelah menjalani tugas dalam waktu yang cukup di Dinas Pendidikan, kemudian MD di mutasikan ke Kantor Kecamatan Lembur, Kabupaten Alor hingga dirinya akhirnya pada tahun 2017 mengundurkan diri sebagai ASN untuk mempersiapkan diri guna menunaikan niatnya maju dalam suksesi Pilkada Kabupaten Alor tahun 2019.
“Saya ketika bertugas di Lembur menjalankan tugas tanpa saya mengambil gaji dan hak lainnya baik itu beras, gaji ke-13 dan gaji ke-14,” tambah MD
Lalu apa yang membuatnya sehingga Oa memiliki niat besar untuk menjadi orang nomor satu atau nomor dua (Bupati dan Wakil Bupati).
Hal ini diungkapkan MD, dirinya sejak awal memang memiliki kerinduan untuk membangun Kabupaten tercintanya guna mensejahterakan masyarakat.
Untuk bisa melakukan hal ini tentu dirinya harus bisa memegang kekuasaan agar dapat mengatur daerah ini guna menata pembangunan yang lebih maju dan mengantar masyarakat menuju kehidupan lebih baik.
“Mungkin orang memandang lain terhadap diri saya, tetapi niat dan cita-cita politik saya ini sudah disiapkan sejak dulu sebelum menjadi PNS, yakni tahun 2004 saya pernah menjadi Caleg PDIP, namun takdir mengatakan lain.
Untuk itu kali ini saya telah siap lahir-bathin untuk berkompetisi dalam pusaran politik Pilkada Alor.
Saya tidak lagi nomor dua, tetapi mau menjadi Calon Bupati,” tutup mantan Sekretaris dan Ketua NU Kabupaten Alor yang saat ini telah menjadi orang sukses, selaku Direktur Kantor Mitra Edukasi Nusantar Wilayah Kabupaten Alor dan Sumba. (osm/TIMOR DAILY/TIMORDAILY.COM)