Belu  

Momen Haru Warga di Pertemuan Perdana Kampanye Agus Taolin – Anus Koi

Oplus_131072

TIMORDAILYNEWS.COM – Momen pertemuan perdana Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Belu, Agus Taolin (AT) dan Anus Koi (AK) disambut antusias warga Wekatimun di Kelurahan Umanen dan warga Tulamalae di Kelurahan Tulamale Kecamatan Atambua Barat, Rabu (25/09/2024).

Kedatangan paslon yang mengusung visi Mewujudkan Masyarakat Belu Yang Sehat, Berkarakter, Kompetitif, Inovatif ini mengundang reaksi dan simpati dari warga setempat.

Sepasang suami istri yang sudah berdiri lama disitu, nampak matanya berkaca-kaca menatap ke arah langkah Dokter Agus Taolin dan Anus Koi memasuki lokasi kampanye. Kedua paslon berkostum putih itu terus memberikan senyuman ke arah pendukung yang sudah menanti kehadiran mereka.

Pasangan Suami Istri, Fransiskus Berek dan Klementina Emiliana Olo, yang berdomisili di RT13/RW10 Kelurahan Tulamalae ini terus menatap ke arah Dokter Agus Taolin, keduanya tidak mampu menahan rasa haru dan bangga untuk mengekspresi kebahagiaan keluarga mereka kepada sosok ganteng berprofesi dokter sub spesialis ini.

Pasalnya, Program Beasiswa yang dicanangkan Dokter Agus Taolin sejak memimpin daerah ini dirasakan sangat membantu warga yang ekonomi lemah, apalagi bagi mereka yang hanya menggantungkan asap dapur dari keseharian menjual koran.

Klementina dan sang suami Fransiskus Berek yang hari-hari bekerja sebagai loper koran itu merasa senang karena anaknya bisa melanjutkan study di jenjang perguruan tinggi atau kuliah di fakultas kedokteran.

Mereka juga bangga karena anak mereka, Hendrikus Fendy Bere bisa kuliah kedokteran berkat program beasiswa yang dicanangkan Bupati Belu, dokter Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM.

“Kami sangat senang, bangga dan berterima kasih kepada bapak Bupati Belu, dokter Agus Taolin,” ungkap Klementina saat menghadiri kampanye pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Belu nomor urut 2 tersebut.

Dikisahkan Klementina, ia sendiri mengaku kaget mengetahui keinginan anaknya untuk kuliah kedokteran, karena bagi dia tidak mungkin itu terjadi, karena biaya sekolah kedokteran terlampau sangat mahal.

“Sekolah dokter ini mahal. Kami orangtua tidak mampu. Dia daftar kami orang tua sendiri tidak tahu, saat dia sidah lulus baru kami tahu. Kami hanya bilang, berdoa sa (saja),” ungkap Klementina.

Dia menuturkan, anaknya yang merupakan alumni SMA Negeri 1 Atambua itu mendapat beasiswa kuliah kedokteran karena dinilai berprestasi.

“Dia itu anak pintar (prestasi) sehingga dapat beasiswa. Saat ini Ferdy sudah kuliah semester 3. Mulai pendaftaran dan kuliah semua biaya ditanggung oleh Pemkab Belu melalui Program beasiswa.

“Sekarang semester tiga. Kami orangtua hanya kasih uang Rp2 juta untuk ke Bali. Mulai daftar dan kuliah biaya semua ditanggung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu,” tambah Klementina, diamini Suaminya, Fransiskus. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *