Belu, News  

Petani Desa Leuntolu Ungkap Alasan Sedikitnya Luas Lahan Olahan Serta Perilaku PPL

Petani Desa Leuntolu Ungkap Alasan Sedikitnya Luas Lahan Olahan Serta Perilaku PPL
Petani di Desa Leuntolu, Kecamatan Raimanuk sedang menunjukkan kondisi padi yang baru ditanam, Sabtu (6/3/2021). Foto by Vegal Manek/TIMORDAILYNEWS.COM

TIMORDAILYNEWS.COM, ATAMBUA – Luas lahan olahan petani sawah di Desa Leuntolu, Kecamatan Raimanuk tahun ini sangat sedikit.

Menurut para petani, hal ini disebabkan kurangnya curah hujan sehingga tidak semua lahannya diolah untuk ditanami.

Salah satu petani setempat, Yoseph Tae ketika ditemui TIMOR DAILY di sawahnya Sabtu (6/3/2021) mengaku hanya bisa mengolah sebagian kecil lahannya untuk ditanami tahun ini karena alasan curah hujan.

“Untuk sementara hanya 25 are yang saya kerjakan. 50 are ditinggalkan karena curahan hujan tidak mendukung,” katanya.

Menurut Yoseph, oleh karena curah hujan yang kurang, mereka saat ini menghadapi  kendala kekurangan air untuk mengairi sawah.

“Kami sebenarnya ada bendungan dari desa punya, tetapi tidak bisa kita salurkan ke sawah. Kami berharap pemerintah desa segera membuka diri untuk caranya bagaimana supaya masyarakat ramai-ramai kerja untuk masukan air itu ke sawah yang sedang tanam ini agar tidak kering,” pintanya.

BACA JUGA : Wagub NTT Panen Jagung Milik Warga Binaan Lapas Atambua

BACA JUGA : Petani Desa Leuntolu Berpotensi Gagal Panen, ini Penjelasan Kadis KPHP Belu

Yoseph juga meminta Pemerintah Desa Leuntolu koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (KPHP) agar mengatur penggunaan traktor kepada apara petani sehingga tidak terjadi keterlambatan pengolahan lahan.

Terkait pendampingan dari petugas penyuluh lapangan (PPL), Yoseph mengungkapkan bahwa mereka tidak didampingi oleh PPL mulai dari tahan persiapan lahan, pengolahan sampai penanaman dan tahapan lainnya.

Kalaupun PPL datang berkunjung, kata Yoseph, hanya petani tertentu saja yang dikunjungi.

“Untuk PPL di Desa Leuntolu saat ini mereka tidak pernah mendampingi dan mereka kunjung pun untuk petani yang tertentu,” ujarnya.

Darius, salah satu mantan pegawai di Dinas Pertanian (sekarang dinas KPHP) Belu kepada TIMOR DAILY mengatakan, pengolahan lahan sawah tahun ini memang tidak 100 seperti tahun sebelumnya karena curah hujan.

Terkait PPL, Darius meengatakan banyak masyarakat yang tidak paham tentang PPL karena PPL di setiap desa 1 orang dan bukan mereka harus kungjung petani sawah satu persatu.

Kepala Desa (Kades) Leuntolu, Patrisius Luan yang dikonfirmasi TIMOR DAILY Sabtu (6/3/2021) membantah jika PPL tidak pernah mendampingi petani.

“PPL di Desa Leuntolu selalu mendampingi untuk setiap kelompok untuk mengecek luas lahan yang sudah digarap dan berapa yang belum digarap. Tetapi tidak tahu di desa lain PPL selalu kawal atAu tidak,” jawabnya.

Mengenai traktor untuk pengolahan lahan, Kades Patrisius mengatakan, saat ini ada 53 hand tracktor (traktor tangan, red) yang sudah dimiliki oleh semua kelompok.

“Masih ada beberapa kelompok yang belum mendapatkan tetapi selalu kerja sama dengan yang sudah mendapatkan hand tracktor untuk mengolah lahannya,” jelas Kades Patrisius.

Lebih lanjut Kades Patrisius mengatakan, seharusnya tahun ini ada tambahan hand tracktor untuk tiga kelompok di desa itu, tetapi sampai saat ini belum ada karena sesuai informasi, anggarannya dialihkan untuk penanganan covid-19. (veg/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)

Laporan Wartawan : Silvester Manek

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *