Belu, News  

Pimpin Rakor Percepatan Penanggulangan HIV AIDS, Wabup Belu Ungkap Target Zero Kasus 2030

KPA Kabupaten Belu bekerja sama dengan UPKM/CD Bethesda YAKKUM menggelar Pertemuan Koordinasi (rakor) Percepatan Penanggulangan HIV dan AIDS Kabupaten Belu di Aula Hotel Nusantara 2 Atambua, Rabu (05/06/2024)

TIMORDAILYNEWS.COM – Tingginya angka kasus HIV/AIDS di Kabupaten Belu membuat Pemkab Belu tidak tinggal diam.

Pemkab Belu di bawah pimpinan Bupati dokter Agus Taolin dan Wabup Alo Haleserens bahkan telah menetapkan target yang harus dicapai pada tahun 2030 mendatang.

Bahkan KPA Kabupaten Belu bekerja sama dengan UPKM/CD Bethesda YAKKUM menggelar Pertemuan Koordinasi (rakor) Percepatan Penanggulangan HIV dan AIDS Kabupaten Belu di Aula Hotel Nusantara 2 Atambua , Rabu (05/06/2024).

BACA JUGA : Kunker Bupati dan Wabup Belu di Raimanuk Bagian 1, Warga Renrua Mengaku Bangga Punya Pemimpin dengan  Program Pengobatan Gratis

Rakor tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dalam penanggulangan HIV/AIDS mulai dari pencegahan, penanganan dan pemulihan.

Selain itu untuk menyatukan kesepakatan dalam penanggulangan HIV/AIDS oleh lintas sektor dan lintas program, sehingga diharapkan dapat terjalin kerjasama dan dukungan untuk penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Belu.

Wakil Bupati Belu Dr. Aloysius Haleserens mengatakan, rapat koordinasi ini bertujuan agar membangun koordinasi yang baik dari seluruh stakeholder sehingga dapat mencapai target nol kasus pada tahun 2030 nanti.

Saat ini di Kabupaten Belu sudah terdapat 581 kasus HIV/AIDS, sehingga melalui kegiatan ini terbangun koordinasi antar stakeholder tentang bagaimana peran dan fungsi masing-masing untuk ikut serta mengendalikan pengendalian HIV dan AIDS agar tidak bertambah.

“Bahkan kita targetkan nol kasus pada tahun 2030 nanti, oleh karena itu seluruh stakeholder di Belu harus turut mengambil bagian terutama dalam memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan juga konseling bagi masyarakat,” jelas Wabup Belu seperti dilansir prokopimbelu.

Wabup  Belu Alo Haleserens menambahkan, bahwa pentingnya melakukan pemberdayaan bagi mereka yang telah terinfeksi HIV/AIDS. Hal itu dilakukan sesuai dengan minat, bakat, potensi dan kemampuan masing-masing yang mereka miliki, seperti perbengkelan dan bidang lainnya.

“Pemerintah juga memperhatikan kebutuhan mereka untuk menyediakan peralatan sehingga setelah mereka mempunyai keterampilan dan keahlian mereka juga didukung dengan peralatan untuk menjalankan usaha sehingga mereka bisa mandiri secara ekonomi,” ujar Wabup Aloysius Haleserens.

Bagi mereka yang memilih untuk bertani pemerintah juga mengarahkan mereka agar tergabung dalam kelompok tani, sehingga dapat memudahkan pendampingan bagi mereka.

“Saat ini diantara mereka ada yang sudah tergabung dalam kelompok tani yang mengembangkan tanaman hortikultura. Mereka ini perlu diperhatikan dalam hal penyediaan benih, alat pertanian dan pupuk, serta pendampingan oleh PPL. Kita harapkan mereka dapat memperoleh hasil yang maksimal,” ungkap Wabup Belu.

Wabup Belu juga mengajak seluruh stakeholder agar bergandengan tangan dalam pengendalian HIV dan AIDS di Kabupaten Belu. Menurut Wabup, KIE menjadi hal utama untuk terus dilakukan dari waktu ke waktu, dengan melibatkan unsur pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pendidik dan tokoh adat untuk ikut mencegah terjadinya kasus baru.

“Mari kita bersama-sama memberikan motivasi positif untuk menguatkan mereka agar mereka mau membuka diri sehingga tidak mempersulit pemerintah untuk mengajak mereka untuk ikut berpatisipasi dalam pembangunan,” tandas Wabup Belu. (*roy/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *