News  

Prakarsai Dua Aksi Fenomenal di Belu Batas RI-RDTL, Kapolda NTT Dapat 2 Penghargaan dari LEPRID

Prakarsai dua kegiatan fenomenal di tapal batas Belu-Timor Leste Kapolda NTT, Irjen Pol. Raja Erizman menerima penghargaan dari Ketua Leprid, Paulus Pangka

Prakarsai Dua Aksi Fenomenal di Belu Batas RI-RDTL, Kapolda NTT Dapat 2 Penghargaan dari LEPRID
TIMORDAILY.COM, KUPANG – Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) memberikan dua penghargaan sekaligus kepada Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) NTT, Irjen Pol. Raja Erizman, Kamis (25/4/2019).
Dua penghargaan yang diberikan LEPRID atas prakarsa Kapolda NTT untuk kegiatan pembentangan bendera merah putih ukuran 60×40 meter di Desa Silawan, Belu perbatasan RI-RDTL tanggal 16 Agustus jelang HUT RI tanggal 17 Agustus 2018 lalu.
Juga penampilan tarian kolosal tebe melibatkan 7.650 siswa pada acara Millineal Road Festival pada 1 Februari 2019 di lapangan umum Atambua.
Penghargaan berupa Piala, Piagam dan Medali diserahkan langsung Ketua Umum Leprid, Paulus Pangka di lobby lantai I Mapolda NTT yang dihadiri sejumlah Pejabat utama Polda NTT serta Kapolres Belu, AKBP Christian Tobing.
Paulus Pangka menyebutkan kalau Polri sudah banyak mendapatkan rekor.
Kali ini LEPRID sebagai Lembaga Prestasi baru dan terdaftar resmi memberikan penghargaan kepada Polda NTT atas dua prestasi fenomenal.
“Dua kegiatan yang diprakarsai Kapolda NTT, Irjen Pol. Raja Erizman sangat fenomenal dan layak mendapatkan penghargaan,” kata Paulus.
Menurut dia, Kapolda NTT memprakarsai pembentangan bendera merah putih raksasa pertama di perbatasan Kabupaten Belu dan Timor Leste jelang perayaan 17 Agustus 2018 lalu.
Prakarsa berikutnya penampilan 7.650 siswa yang membawakan tarian tradisional tebe saat kegiatan Millinial Road Safety di Atambua awal Februari 2019 lalu.
“Walaupun hujan, namun ribuan peserta yang sebagian besar pelajar tetap menampilkan tarian tebe dan ini sangat luar biasa,” tambah Paulus.
Lanjut Ketum selaku pendiri LEPRID itu mengatakan, kegiatan ini makin luar biasa karena bukan saja banyak dari segi jumlah peserta tarian namun ada nilai-nilai budaya yang diwariskan kepada anak-anak generasi muda untuk kelanjutan budaya Daerah.
“Ada semangat dari anak-anak sekolah dan (tarian) ini luar biasa meskipun hujan namun tari tebe kreasi tetap ditampilkan 7.650 peserta,” terang Paulus.
Disebutkan pula kalau LEPRID memberikan apresiasi pada Kapolda dan Kapolres Belu karena menciptakan rekor baru.
Penilaian dilakukan LEPRID sejak bulan Agustus lalu dan pengibaran bendera merah putih raksasa meruakan hal baru untuk pertama kali.
Kaitan dengan pemberian apresiasi untuk tarian tebe kolosal kreasi terbaru, jelas Paulus, LEPRID mengapresiasinya sebagai kegiatan mewariskan tarian daerah ke anak muda sebagai generasi penerus bangsa.
“Melalui tarian ini, ada nilai nasionalisme yang ditanamkan dan merupakan rekor baru yang dicatat di Leprid. Untuk itu, LEPRIDĀ  menyerahkan berupa Piala, medali dan piagam pada Kapolda NTT,” ucap dia.
Tidak saja itu, LEPRID juga sudah memberikan sejumlah penghargaan kepada Polda Metro Jaya dalam pengungkapan kasus dan Polda NAD karena membasmi ratusan hektar ladang ganja di wilayah NAD.
Penghargaan dari Leprid untuk Kapolda NTT

Terpisah Kapolda NTT, Irjen Pol Raja Erizman mengatakan, kalau penghargaan diterima karena adanya penilaian dari lembaga kepada Polda NTT karena memprakarsai pembentangan bendera raksasa di perbatasan dua negara.
“Pembentangan bendera merah putih raksasa menunjukkan eksistensi terhadap NKRI,” tandas dia.
Dituturkan, penilaian dari LEPRID karena lembaga tersebut melihat dan menilai bahwa kepolisian melaksanakan tarian tebe dan merupakan rekor karena melibatkan anak sekolah.
Hal ini menunjukkan anak sejak usia sekolah ditanamkan nilai budaya untuk mengikis budaya luar.
“Kegiatan (tarian massal) positif untuk memperkenalkan budaya lokal dan cinta daerah asal serta NKRI,” tambah Jenderal Bintang Dua itu.
Prakarsa yang dilakukan kepolisian merupakan hal yang dinilai dan dianggap prestasi.
Kedepan, Polda NTT akan mengembangkan kegiatan lain di tiap-tiap Polres dengan membuat lomba untuk kreasi dan menanamkan nilai kebangsaan.
Untuk diketahui, Bendera merah putih raksasa ukuran 60×40 meter dibentangkan Polri dan TNI bersama warga masyarakat di wilayah Mota’ain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL, Rabu (16/8) lalu.
Pengibaran bendera merah putih ukuran raksasa ini dilakukan Kapolres Belu, AKBP Christian Tobing, SIK MH, Dandim 1605/Belu Letkol Inf CZI I Putu Dwika, Bupati Belu, Willy Lay serta ratusan anggota TNI, Polri serta masyarakat Desa setempat.
Pembentangan Bendera Raksasa bersama instansi Pemerintah ini sangat erat kaitan dengan semangat nasionalisme dan kebangsaan masyarakat di wilayah perbatasan.
Selain itu juga melibatkan para Siswa, mahasiswa KKN dengan tujuan menggelorakan rasa nasionalisme kepada generasi muda dan masyarakat di tapal batas.
Kegiatan tersebut juga merupakan wujud TNI, Polri dan Pemerintah Daerah mendukung seluruh kegiatan program pemerintah pusat di wilayah perbatasan antar dua Negara.
TNI-Polri pun siap bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat dalam mendukung pembangunan di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste. (TIMOR DAILY/TD)
Editor ; Yan Bau

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *