Save the Children Luncurkan Program Learning Recovery Di Kabupaten Malaka
TIMORDAILYNEWS.COM, MALAKA- Sektor Pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat terdampak oleh Pandemi covid 19 yang tersebar di awal tahun 2020 lalu.
Dimana anak-anak diseluruh dunia, Indonesia, NTT dan khususnya Kabupaten Malaka, mengalami hambatan yang paling serius dalam mendapatkan pelayanan Pendidikan berkualitas dikarenakan terjadi penutupan pada sekolah-sekolah.
Untuk mengatasi hal tersebut, Save the Children bekerjasama mitra kerja dan stakeholder terkait meluncurkan program Learning Recovery (Pemulihan Pendidikan) di Kabupaten Malaka untuk mengatasi kesenjangan pembelajaran pasca pandemi covid 19.
Kegiatan peluncuran berlangsung di Aula susteran SSpS Betun, Selasa 9 Agustus 2022, yang dihadiri oleh Asisten III Setda Malaka Drs. Yos Pareira, PLT Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka, Yohanes Klau, Sekertaris BP4D Kabupaten Malaka, Agatha R. Bria, Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka, Wilfrida Ukat, para Kepala Sekolah dari SD dampingan Save the Children serta Korwas.
Humanitarian Education Coordinator Save the Children/Koordinator Pendidikan Save the Children Benny Giri kepada awak media mengatakan Program Learning Recovery merupakan program respon situasi yang akan berlangsung selama lima bulan di Kabupaten Malaka.
“Untuk program kali ini walaupun programnya singkat lima bulan tetapi lebih diprioritaskan untuk pengembangan sumber daya manusia.
“Tetapi saat ini kita bergerak diatas stakeholder pendidikan khususnya dari dinas pendidikan, kepala sekolah, guru, komponen masyarakat dan termasuk anak sendiri,”ujar Benny Giri.
Dijelaskan Benny Giri, melalui program ini Save the Children bersama mitra kerja dan stakeholder di Kabupaten Malaka memastikan tidak terjadi lagi kesenjangan pembelajaran yang diakibatkan oleh pandemi covid 19 waktu lalu.
“Walaupun aktivitas tatap muka sudah kembali dilakukan namun kehilangan pembelajaran itu tidak sekedar kita melanjutkan pembelajaran tetapi tentunya ada hal-hal yang harus diperbaiki yang tentunya menjadi pengetahuan prasyarat anak yang harus dimiliki pada usia tertentu,”jelasnya.
Benny Giri juga mengungkapkan, sasaran utama dalam program ini yakni peningkatan kapasitas melalui guru, stakeholder kunci, masyarakat,orang tua murid/wali, Pemerintah Desa dan akan berakhir kopada anak.
“Program utamanya akan lebih kepada para guru agar guru punya kapasitas baik di pembelajaran maupun pendampingan psikososial terhadap anak,”ungkapnya.
Selama empat bulan melaksanakan program di Kabupaten Malaka, Save the Children menargetkan dari 3.000 anak harus mengalami perubahan dari segi akses terhadap kualitas pembelajaran, juga sekitar 150 guru dan tenaga pengawas harus memiliki kapasitas yang berhubungan dengan percepatan psikososial.
“Tentunya akan dilakukan pengukuran selama dimulai kegiatan sampai pada akhir kegiatan untuk memastikan perubahan yang didapatkan,”tandas Benny Giri.
Terkait dengan keberlanjutan program di Kabupaten Malaka, menurut Benny Giri, program saat ini merupakan program respon situasi namun soal keberlanjutan di Kabupaten Malaka akan diupayakan.
“Untuk keberlanjutan akan kami upayakan, saat ini kita fokus dulu pada program lima bulan ini. Tetapi sejak keluarnya Save the Children beberapa waktu lalu Malaka tetap berada di daftar wilayah yang ingin kami intervensi. Namun saat ini belum ada program jangka panjang untuk keberlanjutan disini tetapi kami memulai dari yang ada dulu.
“Kita berharap komitmen dari 13 sekolah dampingan ini untuk mendapatkan pembelajaran dari program yang kita implementasikan bersama ini sehingga kiranya kita bisa membahagikan kepada sekolah dampingan,”ujarnya.
Sementara, Pemerintah Daerah Kabupaten Malaka yang diwakili Asisten III Setda Kabupaten Malaka Drs. Yos Pareira mengatakan Pemerintah Daerah Kabupaten Malaka mengucapkan terimakasih kepada Save the Children atas kehadiran kembali di Kabupaten Malaka dalam membangun dunia pendidikan.
Dikatakannya, salah satu program prioritas dalam pemerintahan Bupati Simon Nahak dan Wakil Bupati Kim Taolin adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Malaka.
Karena itu kerjasama dengan lembaga yang berhak dalam bidang pendidikan sangat dibutuhkan karena semua pihak harus bisa mendukung pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
“Apapun yang kita lakukan kalau SDM nya selalu bergerak ditingkat bawah maka pembangunan secara komprehensif di Kabupaten Malaka sulit untuk kita capai,”ujar Yos Pareira.
Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Malaka mengucapkan terimakasih atas kehadirannya kembali Save the Children di Kabupaten Malaka untuk bersama-sama membangun dunia pendidikan.
“Pada dasarnya kita semua senang dengan hadirnya Save the Children untuk kita mulai menggenjot pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan,”ungkap Yos Pareira.
Lanjut mantan Kadis Sosial Kabupaten Malaka itu bahwa hadirnya Save the Children hari ini sebagai awal untuk memulai program pemulihan di bidang pendidikan.
“Datangnya Save the Children hari ini sangat tepat waktunya karena disaat anak-anak sekolah kita kerepotan untuk mengakses pendidikan dengan cara belajar jarak jauh.
“Secara Nasional mungkin sangat bagus dilihat Kementerian namun ditingkat kedaerahan pembelajaran jarak jauh itu membuat anak-anak Malaka mengalami kemunduran proses belajar,”tandas Yos Pareira.
Untuk diketahui, program Learning Recovery oleh Save the Children di Kabupaten Malaka akan melakukan pendampingan terhadap 13 sekolah yang tersebar di tiga Kecamatan yakni Kecamatan Malaka Tengah diantara: SDI Motadikin, SDN Maubesi Labarai, SDK Nataraen, SDK Tahak, dan SDI Numbei.
Sementara untuk Kecamatan Malaka Barat diantaranya: SDK Motaain, SDK Sikun, SDK Sukabilulik dan SDK Umatoos, dan di Kecamatan Weliman diantaranya: SDI Atokama, SDI Laen Au, SDK Taelama dan SDK Wederok.
Pelaksanaan program Learning Recovery di Kabupaten Malaka didanai atau disponsori oleh SONY melalui Save the Children Indonesia. (Gonza/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)