Belu, News  

Jalanan Selalu Macet Pada Hari Kamis, Warga Sebut Pemerintah dan Polisi Tak Pernah Peduli

Jalanan Selalu Macet Pada Hari Kamis, Warga Sebut Pemerintah dan Polisi Tak Pernah Peduli
Suasana jalan raya di Pasar Halilulik yang macet, Kamis (1/4/2021). foto by Vegal Manek/TIMORDAILYNEWS.COM

TIMORDAILYNEWS.COM, ATAMBUA – Ruas jalan raya di Halilulik, Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat (Tasbar) yang menghubungkan Kabupaten Belu dengan Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selalu mengalami kemacetan setiap Hari Kamis.

Kemacetan lalulintas di ruas jalan ini terjadi karena ada aktivitas pasar setiap Hari Kamis yang dikenal dengan sebutan Pasar Halilulik atau Pasar Welaka. Para pedagang menggelar dagangannya hingga ke bahu jalan raya.

Pantauan Timor Daily, Kamis (1/4/2021) sekitar pukul 10.20 WITA siang kemacetan kembali terjadi. Kendaraan dari arah Betun Ibukota  Kabupaten Malaka dan kendaraan dari arah Atambua, Ibukota Kabupaten Belu harus tertahan.

Antrian kendaraan hampir mencapai 1 kilometer. Butuh waktu lebih dari 10 menit untuk bisa keluar kemacetan ini.

Kondisi ini terus terjadi dari pagi hari hingga sore hari ketika pasar sudah bubar.

Sejumlah warga yang ditemui Timor Daily menyebutkan kondisi ini sudah berlangsung lama dan terkesan tidak ada perhatian pemerintah.

Pemerintah dan pihak kepolisian, kata warga, seolah menganggap hal ini biasa dan bukan masalah sehingga tidak pernah ada upaya.

“Ini sudah lama dan orang-orang anggap ini barang biasa. Padahal, ini adalah masalah serius. Karena jalan ini adalah jalan utama yang harusnya bebas hambatan,” kata Leksi salah satu warga.

Warga lainnya, Joko merasa heran mengapa pihak kepolisian tidak pernah ada upaya maksimal untuk mengurai kemacetan ini. Padahal, letak kantor Polsek Tasbar dekat dengan pasar.

“Dari kantor polisi bisa lihat langsung tapi kenapa tidak bisa mengatur dan memperhatikan kondisi jalan yang sedang terjadinya macet,” ujarnya.

Menurut Joko yang berprofesi sebagai tukan ojek, penyebab utama macetnya arus lalulintas adalah para pedagang yang menggelar dagangannya hingga ke bahu  jalan.

“Karena penjualnya di pinggir jalan tentu saja pembelinya akan berdiri di tengah jalan. Jadi kendaraan yang melintas pasti terhalang. Karena tidak ada yang mengatur maka terjadilah kemacetan,” tukasnya.

Kapolsek Tasifeto Barat, M. Madeira yang dikonfirmasi di kantornya mengatakan selalu ada anggota yang ditugaskan untuk mengatur arus lalulintas.

Menurutnya, kemacetan ini bukan karena tidak diatur oleh pihak kepolisian tetapi hari ini kebetulan ada terjadinya pencopetan di dalam pasar.

“Sehingga beberapa anggota yang ada di sini saya arahkan untuk menangkap pencopet itu sehingga tidak fokus. Karena yang tugas hari ini terbatas. Apalagi pencopetan ini di hari pasar tentu banyak orang mendekati dan berkerumunan,” jelasnya.

Dikatakannya, “Kami juga melihat kondisi seperti itu sebenarnya salah tetapi ingat juga dengan para pegadang ini, kalau dibubarkan bagaimana dengan kebutuhan hidup mereka.”

Madeira juga mengatakan pihaknya juga prihatin terhadap sopir ojek yang parkir tidak beraturan sehingga mereka merelakan lapangan bola voli di lokasi polsek sebagai tempat parkir.

“Kita berharap perintah untuk memberikan lahan yang tepat untuk para pedagang ini bisa memakai dengan teratur,” pungkasnya. (veg/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)

Laporan Wartawan : Silvester Manek

Editor : Marselino

google.com, pub-4291941378970298, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *